Perhatikan kerangka surat
resmi berikut dengan saksama!
(1)
------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------
(2)
-------- (3)
--------
--------
--------
(4)
---------------------------------------
---------------------------------------
-------------------------
(5)
-----------
(6)
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
(7)
---------------------------
------------------------
(8)
-------------------
------------------
|
(1)Kepala Surat
Kepala
surat yang lengkap terdiri atas (1) nama instansi, (2) alamat lengkap, (3)
nomor telepon,(4) nomor kotak pos, (5) alamat kawat, dan (6) lambang atau logo.
Nama
instansi ditulis dengan huruf kapital. Alamat instansi, termasuk di dalamnya
telepon, kotak pos, dan alamat kawat (jika ada ) ditulis dengan huruf awal kata
kapital, kecuali kata tugas. Nomor kode pos ditulis setelah nama kota tempat
instansi itu berada.
Contoh:
PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG
DINAS
PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
JALAN RAYA BLABAK (0293) 782139 Kp. 56551
Kepala
surat dapat pula seluruhnya ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG
DINAS
PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
SMP NEGERI 1 MUNGKID
JALAN RAYA BLABAK (0293) 782139 Kp. 56551
Dalam
penulisan kepala surat hendaklah diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
- Hindari singkatan. Singkatan yang biasanya ada dalam kepala surat. Misalnya: Jl. atau Jln. seharusnya ditulis lengkap Jalan, telp. ditulis Telepon tanpa tanda titik dua (:) sesudahnya, dsb.
- Kata kotak pos hendaknya ditulis dengan cermat, yaitu Kotak Pos dan jangan disingkat K. Pos atau Kotpos. Demikian pula jangan digunakan P.O. Box atau Post Office Box.
(2)Nomor, Lampiran, dan Hal
Kata Nomor, Lampiran, dan Hal
ditulis dengan diawali huruf kapital, diikuti oleh tanda titik dua yang ditulis
secara estetik ke bawah sesuai dengan panjang pendeknya ketiga kata itu.
Penulisan kata Nomor dan
Lampiran yang dapat disingkat menjadi No. dan Lamp. Jika kata Nomor ditulis
lengkap, kata Lampiran pun ditulis lengkap. Jika kata Nomor disingkat menjadi
No., kata Lampiran juga harus disingkat menjadi Lamp.
Kata Lampiran ditulis di bawah
nomor jika ada yang dilampirkan pada surat. Jika tidak ada yang dilampirkan,
kata Lampiran tidak perlu ditulis. Kata Lampiran atau Lamp. diikuti tanda titik
dua disertai jumlah barang yang dilampirkan. Jumlah barang ditulis dengan
huruf, tidak dengan angka dan tidak diakhiri dengan tanda baca lain. Awal kata
yang menyatakan jumlah, ditulis dengan huruf kapital.
Kata Hal diikuti tanda titik
dua disertai pokok surat yang diawali dengan huruf kapital tanpa diberi garis
bawah dan tidak diakhiri tanda titik atau tanda baca lain. Pokok surat
hendaklah dapat menggambarkan pesan yang ada dalam isi surat.
Contoh:
1.
Nomor : 13/
HP/ 009/ VII/ 2011
Lampiran : Satu helai
Hal : Undangan
2. No. : 13/ HP/ 009/ VII/ 2011
Lamp. : Satu helai
Hal : Undangan
3. Nomor : 13/ HP/ 009/ VII/ 2011
Hal : Peringatan Hari Kartini
(3)Tanggal Surat
Surat resmi
yang berkepala surat, tidak dianjurkan menuliskan nama tempat sebelum tanggal.
Misalnya: Magelang, 12 Februari 2011
Tanggal ditulis
lengkap dengan nama bulan menggunakan huruf dan tanpa tanda baca apa pun.
Contoh: 12
Februari 2011
(4)Alamat Surat
Untuk penulisan alamat surat perlu diperhatikan hal
berikut :
- Penulisan nama dan penerima harus cermat dan lengkap, sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan oleh yang bersangkutan (pemilik nama).
- Untuk menyatakan yang terhormat pada awal nama penerima surat cukup dituliskan Yth. dengan huruf awal huruf kapital disertai tanda titik singkatan itu. Penggunaan kata kepada sebelum Yth. tidak diperlukan karena kata kepada berfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat yang menyatakan arah. Apalagi kalau diingat bahwa alamat pengirim tidak didahului kata yang berfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat yang menyatakan asal.
- Kata sapaan seperti Ibu atau Bapak ditulis lengkap, sedangkan Saudara dapat disingkat menjadi Sdr. dan tanpa tanda baca apa pun.
- Jika nama orang yang dituju bergelar akademik sebelum namanya, seperti Dr. dr. Ir. atau Drs. atau memiliki pangkat, seperti kapten atau kolonel kata sapaan Ibu atau Bapak, dan Sdr. tidak digunakan.
- Jika yang dituju nama jabatan seseorang, kata sapaan tidak digunakan agar tidak berimpit dengan gelar, pangkat, atau jabatan.
- Contoh penulisan alamat yang dianjurkan:
Yth. Bapak
Anggi Aziz
Kepala Biro
Statistik
Departemen
Sosial
Jalan
Cendrawasih Raya 45
Jakarta
Yth.
Kolonel Infanteri Yusuf Muda Dalam
Jalan
Simpang Tujuh 34 Makassar
(5)Penulisan Salam
Dalam
penulisan surat terdapat dua buah salam, yaitu (1) salam pembuka dan (2) salam
penutup.
A.
Salam pembuka yang sangat lazim digunakan adalah
ungkapan dengan hormat dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Huruf
pertama kata dengan pada ungkapan salam itu ditulis dengan huruf kapital:
Dengan.
2) Huruf
pertama kata hormat pada ungkapan salam itu ditulis dengan huruf kecil, bukan
huruf kapital (hormat).
3) Pada
akhir ungkapan salam pembuka itu dibubuhkan tanda koma (,)
4) Ungkapan
lain yang digunakan sebagai salam pembuka adalah:
-
Salam sejahtera,
-
Saudara…,
-
Saudara… yang terhormat,
-
Ibu… yang terhormat,
-
Bapak… yang terhormat,
Di samping
itu, terdapat salam pembuka yang bersifat khusus, seperti:
-
Assalamualaikum Wr.Wb.,
-
Salam Pramuka,
-
Salam Perjuangan,
-
Merdeka,
B.
Salam penutup yang lazim digunakan adalah ungkapan
hormat kami, hormat saya, salam takzim, dan wasalam dengan ketentuan sebagai
berikut.
1) Huruf
pertama kata hormat, salam, dan wasalam ditulis dengan huruf kapital.
2) Pada
akhir salam penutup dibubuhkan tanda koma (,)
3) Contoh
yang dianjurkan:
-
Hormat saya,
-
Hormat kami,
-
Salam takzim,
-
Wasalam,
(6)Isi Surat
Secara
garis besar isi surat terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian pertama merupakan
paragraf pembuka, bagian kedua merupakan paragraf isi, dan bagian ketiga
merupakan paragraf penutup. Paragraf pembuka berisikan pemberitahuan,
pernyataan, atau permintaan.
Contoh :
(1) Kami
ingin memberitahukan kepada Saudara bahwa….
(2) Salah
satu kegiatan Proyek Penelitian adalah meneliti sastra lisan Sunda. Sehubungan
dengan itu,….
(3) Dalam
salah sebuah media massa terbitan Jakarta, kami telah membaca bahwa rumput laut
telah dibudidayakan. Sehubungan dengan itu, kami ingin mendapatkan informasi
tentang perbudidayaan rumput laut itu.
Di samping
itu paragraf pembuka berisi balasan (jawaban) seperti dalam contoh berikut.
(1) Pertanyaan
Saudara yang tertera pada surat Saudara tanggal 20 Oktober 2010, No.05/Diklat/1/1/2010 akan kami jawab
sebagai berikut.
(2) Surat
Anda telah kami terima. Sehubungan dengan itu, kami ingin memberitahukan hal
berikut.
(3) Sesuai
dengan permintaan Saudara dalam surat tanggal 4 Mei 1991, No. 29/H/PU/1991,
bersama ini kami kirimkan seberkas surat
perjanjian kerja.
Paragraf
penutup merupakan simpulan dan kunci isi surat. Di samping itu, paragraf
penutup dapat mengandung harapan penulis surat atau berisi ucapan terima kasih
kepada penerima surat.
Contoh
paragraf penutup :
(1) Atas
perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih.
(2) Atas
perhatian dan kerja sama Saudara yang baik selama ini, kami ucapkan terima
kasih.
(3) Besar
harapan kami, Saudara dapat memanfaatkan sumbangan kami.
(4) Mudah-mudahan
jawaban kami dapat memuaskan Saudara.
(7)Pengirim Surat
Nama
pengirim surat ditulis di bawah salam penutup. Tanda tangan diperlukan sebagai
keabsahan surat dinas. Dalam penulisan nama pengirim perlu diperhatikan hal
berikut:
(1) Penulisan
nama tidak menggunakan huruf kapital seluruhnya, tetapi menggunakan huruf
kapital pada setiap unsur nama.
(2) Nama
tidak perlu ditulis dalam tanda kurung, tidak perlu bergaris bawah dan tidak
perlu diakhiri dengan tanda titik.
(3) Nama
jabatan dapat dicantumkan di bawah nama pengirim.
Contoh :
Drs. Pranowo
Kepala
atau
Kepala,
Drs. Pranowo
NIP
195608021986031006
(8)Tembusan Surat
Kata tembusan yang ditulis dengan huruf awal
kapital (Tembusan) diletakkan di sebelah kiri pada bagian kaki surat. Tulisan
Tembusan diikuti tanda titik dua (:), tanpa digarisbawahi.
Ketentuan
penulisan tembusan adalah sebagai berikut.
(1) Jika
pihak yang diberi tembusan itu lebih dari satu, diberi nomor urut sesuai dengan
jenjang jabatan instansi itu. Jika pihak yang diberi tembusan hanya satu, tidak
diberi nomor.
(2) Pihak
yang diberi tembusan hendaklah nama jabatan
atau nama orang dan bukan nama kantor atau instansi.
(3) Dalam
tembusan tidak perlu digunakan ungkapan Kepada Yth. atau Yth.
(4) Di
belakang nama yang diberi tembusan tidak perlu diberi ungkapan untuk perhatian,
untuk menjadi perhatian, sebagai laporan, atau ungkapan lain yang mengikat.
(5) Dalam
tembusan tidak dicantumkan tulisan Arsip atau Pertinggal karena setiap surat
dinas itu harus memiliki arsip.
Contoh:
T.embusan:
1. Komite Sekolah
2. Kepala
Disdikpora kab. Magelang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar